Fakta Jual Beli Emas di Bahari Tomia Timur, Anak Wa Masi Muda Versus Hj St Haila

Wakatobi, Kabarakati News – komentar Pemilik aqun Amrin Savior Scientis di salah satu unggahan berita media di Group FB Wakatobi Online, 26 Januari 2025, tentang harga jual beli emas milik ibunya Wa Masi Muda yang dijual cucunya Wawan kepada (Alm) H Ahmad Yamin pada tahun 2019, berbeda dengan keterangan korban penganiayaan Hj St Nur Haila, di Bahari, Tomia Timur.

Menurut Amrin , emas itu berbobot 23 gram dan dibeli oleh (Alm) H Ahmad Yamin senilai Rp 5.400.000. Dia tidak merincikan jenis emas itu berapa karat.

Komentar ini, dikonfirmasi ke korban penganiayaan, Hj St Nur Haila, via telepon. Dijelaskan, jenis emas yang dijual oleh anaknya Wa Jamsini atas nama Wawan kepada (Alm) H Ahmad Yamin adalah emas berkadar 22 karat, dengan berat 22 gram.

Penjelasan Hj Haila berbeda dengan penjelasan pemilik aqun Amrin Savior Scientis. Menurut Hj St Nur Haila, (Alm) H Ahmad Yamin, membeli emas itu seharga Rp 6.600.000 pada tahun 2019.

Sebelum transaksi jual beli, Wawan menemui (Alm) H Ahmad Yamin, ingin menjual emas karena butuh uang untuk membayar SPP. Katanya, ia mengaku disuruh oleh nenek dan ibunya untuk jual emas.

Selanjutnya, penjelasan Amrin soal baru berumur tiga pekan emas hendak ditebus. Namun pihak (Alm) H Yamin selalu beralasan emasnya ada sama anaknya.

“Selalu dipimpong berbagai macam alasan,” jelas Amrin dalam cuitannya.

Hj St Haila, mengklarifikasi dengan rinci. Emas 22 karat dengan berat 22 gram, dibeli seharga Rp 6.6 juta di cucunya Wa Masi Muda.

“Lantas mereka memaksa mau datang menebus Rp 5 juta,” ketus ibu haji. Makanya tidak cocok harga. “Masa cucunya dikasih uang Rp 6.6 juta lalu mereka mau datang bayar Rp 5 juta saja,” tambahnya.

Inilah kenapa (Alm) waktu itu beralibi bahwa emasnya masih disimpan sama anaknya. Terkait pernyataannya dipimpong, ini karena pihak yang hendak menebus emas selalu datang dengan uang hanya Rp 5 juta.

“Waa gara imai alaa kene doemmiu mia kai nodai,” kata Hj St Nur Haila, mengutip (Alm) H Yamin, ketika masih hidup saat berurusan dengan mereka.

Menurut Hj Haila, mereka termasuk ibunya Wawan, Jamsini saat datang, tidak percaya jika emas itu dibeli Rp 6.6 juta di tahun 2019. Saat diberitahu agar konfirmasi atau datangkan Wawan, mereka beralibi jika dia sudah berangkat ke Weda dan tidak ada jaringan dan tidak bisa ditelepon.

Masih menurut Amrin, yang mengatakan bukan ibunya (Wa Masi Muda) yang duluan mencakar, dengan Alasan tangan ibunya sedang sakit. “Tidak membenarkan kalau orang tuaku yang memulai duluan karena tangannya sakit,” cuitnya.

Diklarifikasi kepada Hj Haila, dia menjelaskan jika Wa Masi Muda datang saya sedang lap kaca. Terjadi pembicaraan dan dia mendahului mencakar wajah.

“Habis mencakar dia rampas tas yang saya pakai dan dilemparkan ke gedung di depan rumah,” katanya.

Untuk diketahui, Hj St Nur Haila sudah tua, jalan saja sangat pelan, kolesterol, gula. Menurut Hj Haila, pelaku sangat kuat dan dominan pada waktu kejadian. Bahkan mendaki di pendakian dengan sangat bertenaga. Bahkan suara teriakannya kedengaran meski dia sudah berada di pendakian.

Dalam cuitan itu, Amrin meminta media untuk tidak sepihak dan agar melakukan kroscek di Puskesmas Usuku soal ibunya yang sedang opname dan diimpus. Media ini berhasil mengjlarifikasi ke salah satu petugas Puskemas namun meminta namanya untuk tidak dipublikasi.

Dijelaskan bahwa pasien atas nama Wa Masi Muda, benar sedang dirawat di Puskesmas Usuku. Keluhannya oleng-oleng, dan muntah saat masuk Puskesmas.

“Namun sekarang sudah dirawat di belakang (di ruang lain, red),” tutupnya tanpa menjelaskan apakah ada kaitannya dengan insiden di Bahari atau tidak.

Untuk diketahui, pihak Hj St Haila, sudah melaporkan dugaan penganiayaan ini ke Polsek Tomia Timur dan sudah pemeriksaan BAP. (Adm)

Iklan

Beita menarik lainnya

IMG_20250822_155442
Kantah Wakatobi Laksanakan Pemeriksaan Tanah Lokasi Pembangunan Pelabuhan di Desa Waitii Barat
IMG-20250821-WA0030
Kantah Wakatobi Lakukan Pengukuran Aset Pemerintah di Pulau Tomia dan Binongko
IMG_20250820_211542
Kantor Pertanahan Wakatobi Perkuat Komitmen Layanan Publik Pasca Klarifikasi Menteri ATR/BPN
IMG-20250816-WA0006
Selaraskan Visi Misi, Yayasan Hasanah Wakatobi dan STAI Gelar Rapat Sinkronisasi Program
Daerah

Bombana

Konawe

Konawe Utara

Pers